Jumat, 04 Februari 2011

Panggung Sandiwara



Seperti lagu diatas, memang sekarang dalam kehidupan ini begitu banyak orang bersandiwara serta dalam keseharian mereka selalu saja dapat menutupi dengan segala macam hal dengan penuh kepura-puraan.
Sungguh ini benar-benar aku alami dengan melihat sendiri didepan mata atau lebih dekatnya ddidepan tempat tinggalku. Aku selama ini begitu kagum dengan keluarga ini, karena mereka adalah keluarga yang begitu dekat dengan Allah swt, yaitu bapak dan ibu yang sudah sering menunaikan ibadah haji dan selalu dalam keseharian nya tidak pernah jauh dari mesjid yang kebetulan tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami.
Tapi sejak setahun lalu bapak haji yang selama ini aku banggakan tiba-tiba meninggal dunia pada saat pulang shalat subuh dan ia meninggalkan ibu hajjah serta 3 orang anaknya yang semuanya sudah bekeluarga. Satu minggu setelah kepergian bapak tersebut sungguh suatu yang sangat mengagetkan kami karena salah seorang putrinya mengatakan bahwa ia sudah bercerai dengan suaminya.
Hari demi hari aku lihat keluarga ini tidak ada mempunyai masalah dan ibu tetap saja seperti biasa meski bapak tidak ada selalu rajin tiap hari kemesjid baik untuk shalat ataupun untuk mengikuti pengajian dimana saja. Dan karena kesibukanku dan juga karena aku orangnya tidak pernah suka ikut ngumpul-ngumpul dengan tetangga atau bagi ibu-ibu suka disebut dengan ngerumpi, maka akupun selama ini tidak pernah mengetahui suatu hal yang sangat mengagetkan aku. Seminggu yang lalu aku di panggil ibu hajjah untuk membantu dia memasak nasi tumpeng lengkap dan makanan kecil lainnya, dan sungguh kagetnya aku ternyata setelah semuanya selesai dan makanan telah dibagi-bagikan beberapa piring untuk dikirim ketetangga dekat dan juga disiapkan dengan sebuah nampan besar lengkap semuanya seperti ada kembang berbagai macam warna dan sebuah tempat pembakaran kemenyan. Dan dengan kepolosanku akhirnya akupun bertanya kepada anak beliau " Itu untuk apa, kok pakai kemenyan dan kenapa dibawa kekamar ibu ?". Sungguh suatu jawaban yang sangat mengangetkan ku, itu ibu kan mau kasih makan untuk bapak dan mereka lagi memperingati 1 tahun hari kepergian bapak, lalu ibu itu pun mengajak aku masuk kekamarnya dan lebih membuat aku kaget lagi sewaktu ibu itu melihatkan kepadaku bahwa baju,kain,selimut dan barang apa saja yang dipakai bapak pada saat terakhir hidupnya masih saja utuh tergantung dan tidak pernah dicuci dan beliau juga bilang setiap minggu bapak selalu datang untuk disiapkan makanannya dan tidur menemani ibu setiap minggu. maka ibu selalu tiap malam jumat selalu membakar kemenyan. Inilah suatu yang tidak pernah aku percaya, kenapa orang yang begitu dekat dengan Allah swt dan selalu menjalankan ibadah dengan baik seperti rajin shalat di mesjid dan kalau bulan ramadhan tidak pernah tinggal taraweh dan tadarusan meski hujan sekalipun bisa juga melakukan suatu hal yang syirik atau dilarang oleh Allah swt.
Nauzubillah dan hanya Allah lah Yang Maha Tahu, apa arti semua kehidupan ini.
Dan kemaren siang akupun kembali dikagetkan dari anaknya yang sudah bercerai , yang mana tiba-tiba ia datang kerumahku untuk pamit dan menyuruh aku untuk jaga-jaga melihat ibunya karena ia dan anak perempuannya yang duduk di kelas 1 smu mau pindah rumah dan ikut dengan pacarnya. dan akupun kembali bertanya apa maksudnya dan iapun menjawab ia sudah mau menikah dengan pacarnya tapi masih trauma dan apalagi sekarang pacarnya masih mengurus surat cerai maka dari itu dari pada nanti terjadi macam- macam lebih baik mereka mencoba dulu hidup satu rumah untuk saling menjajaki dan kalau merasa cocok dan semua selesai mereka baru menikah ( mungkin ini yang disebut Kumpul Kebo ).
Ya Allah ini lah suatu hal yang benar-benar tidak pernah aku bayangkan ternyata ini benar-benar adanya dan tidak hanya ada dalam sinetron ataupun berita tentang gosip artis. Dan semoga hal ini tidak akan pernah terjadi pada keluargaku juga saudara-saudaraku dan teman-temanku.

2 komentar:

  1. aduh .... gila tuh ya , amit2 deh ...
    smg keluarga itu di beri Hidayah oleh Allah SWT.

    BalasHapus
  2. Iya yan.... semoga keluarga kita tidak ada yang seperti itu......
    Amiin...

    BalasHapus

Terima kasih atas kujungannya......