Keesokan harinya, aku dan suami juga anakku pun pergi mengunjungi mantan tetanggaku. Sudah cukup lama kami tidak berkunjung kesini, lebih tepatnya sejak hampir dua tahun yang lalu kami menjual rumah kami disini. Bukan maksud kami tidak mau untuk bersilaturahmi dengan tetangga lamaku, tetapi karena selama ini kami masih tetap menjalin silaturahmi dengan baik , seperti aku tetap bertemu setiap minggunya dengan ibu - ibu majelis taklim dan merekapun kalau hendak kepasar atau mall selalu melewati depan rumahku yang sekarang dan suka mampir atau bertandang ke rumah kami.
Sekarang aku akan bercerita sedikit tentang yang dialami oleh mantan tetanggaku ini. Sejak tahun 2005 suami ibu Warni terkena sakit stroke saat suaminya terjatuh dari pohon kelapa, suami ibu ini hanyalah seorang pekerja buruh yang serabutan. Dan sejak itu suaminya tidak dapat untuk bekerja lagi, sedang biaya untuk pengobatan pun juga sudah tidak ada lagi. Maka beberapa bulan sejak suaminya sakit, akhirnya ibu ini pun menitipkan suaminya kepada keluarganya di kampung (Sumatera Barat) dengan alasan tidak sanggup lagi mengurus suaminya karena tidak punya biaya dan tidak ada waktu untuk mengurus beliau. Oh ya , ibu ini sejak suaminya sakit ia bekerja berjualan nasi goreng dipasar. Sedangkan anak-anaknya, 3 orang sudah menikah dan hidup dengan keluarga masing-masing. Dan ibu ini tinggal dengan salah seorang putranya yang agak nakal dan seorang putrinya yang sangat pemalas.
Pada tahun 2007, tiba-tiba suami ibu ini kembali dari kampung halamannya dengan keadaan sudah mulai bisa jalan dan seperti normal lagi. Tetapi sungguh suatu yang sangat mengangetkan kami para tetangga, ternyata ibu ini tidak senang dengan kedatangan suaminya, dengan alasan bahwa ia sudah biasa hidup sendiri dan punya pekerjaan sendiri untuk anak-anaknya, sedangkan suaminya pada saat itu belum lagi punya pekerjaan. Dan ia merasa bahwa tidak ada gunanya lagi ia punya suami. Akhirnya dengan bantuan RT dan beberapa tetangga, ibu Warni pun menerima kembali kedatangan suaminya dirumah tersebut. Hari dan bulan pun terus berjalan, tetapi bapak ini belum juga mendapatkan pekerjaan, sehingga ibu Warni pun mulai sering ribut dengan suaminya dan anak- anaknya pun semakin hari semakin tidak menghargai bapaknya. Dan Alhamdulillah, berkat bantuan kami para ibu-ibu majelis taklim akhirnya memberikan pekerjaan kepada suami ibu Warni., yaitu dengan bekerja sebagai garin di mesjid atau yang bekerja membersihkan mesjid serta halamannya dan juga membantu anak-anak di TPA setiap sorenya. Memang pekerjaan ini tidaklah mendapatkan gaji yang banyak, tapi Alhamdulillah kalau untuk keperluan bapak ini ( seperti makan dari sarapan sampai makan malam setiap hari sudah disediakan warga dengan cara bergiliran ) dan setiap bulannya mendapatkan uang saku juga mendapatkan beras untuk keluarganya. Tetapi semua itu tidaklah cukup berarti bagi ibu Warni dan kedua anaknya.Sampai akhirnya kamipun sekeluarga pada akhir tahun 2009 harus pindah dari sana, karena rumah kami sudah terjual.
Pada awal tahun 2011, aku mendapat kabar kalau suami Ibu Warni kembali terkena sakit stroke hingga hari ini, beliau masih tidak dapat untuk bangun dari pembaringannya dan kabar yang aku dengar bahwa beliau hanyalah dibiarkan begitu saja tergeletak di lantai dan kadang-kadang diurus oleh anak laki-lakinya yang dulu sangat nakal, sedangkan anak perempuan yang sekarang sudah kuliah tidak pernah mengurusi bapaknya tersebut. Nauzubillah, Ya Allah aku dan keluarga benar-benar sangat kaget sewaktu berkunjung ke rumah ini, dan melihat keadaan rumah dan penderitaan yang dialami oleh bapak dan ibu ini. Sekarang mereka berdua hanya di letakkan oleh anak beliau di ruang tamu dengan selembar kasur tipis untuk ibu Warni yang tidak bisa berbicara seperti dulu lagi dan bapaknya hanya meringkuk tanpa selembar baju hanya beralas karpet plastik. Saat itu beliau ditemani oleh cucunya yang masih kecil, dan menurut tetanggaku yang lain, semenjak nenek Salma (nama cucu perempuan) tidak mau pulang kerumah orang tuanya dan ialah yang selalu menemani kakek neneknya dengan cara mengajak ngobrol, meski keduanya hanyalah diam membisu dan hanya dapat melirikan mata mereka. Dan Alhamdulillah anak perempuannya yang sangat pemalas ternyata ada mengurus ibunya dan juga bapaknya.
Ibu Warni Bersama Cucunya (Salma) |
Oh ya, aku belum bercerita disini, bahwa pada tahun 2006 yang lalu, suamiku juga menderita stroke. Postingannya ada di sini .Dan Alhamdulillah sampai hari ini suamiku sudah sehat, meski tidaklah sama 100% seperti sewaktu ia masih sehat dulu, maksudnya kalau dulu berani untuk membawa kenderaan kemana saja dan mengangkat benda-benda yang berat sudah tidak dapat dilakukannya. Aku masih saja teringat dengan apa yang pernah ibu Warni ucapkan kepadaku pada saat suamiku masih duduk diatas kursi roda, yaitu " sudahlah zit, untuk apa susah- susah dan capek-capek dorong-dorong suami setiap pagi untuk dijemur, toh kalau sudah sakit begitu juga tidak akan berguna lagi jadi laki-laki ". Ya Allah, ternyata semua ucapan yang di ucapkan ibu itu tidaklah benar, karena Alhamdulillah sejak masih sakit dan sampai hari ini suamiku benar-benar adalah seorang suami yang perkasa dan mempunyai keinginan kuat untuk sembuh. Dan syukurlah meski kami harus banyak kehilangan harta, seperti harus menjual mobil dan rumah hanya untuk biaya pengobatan suamiku selama ini, aku tetap bangga dengan suamiku dan Alhamdulillah, aku tidaklah pernah menjadi seorang istri yang durhaka terhadap suami sendiri.
Sahabat semua maafkan aku, mungkin ceritaku ini bagi teman- teman tidaklah pantas untuk diceritakan disini dan mungkin juga semua beranggapan kalau aku telah membuka aib seseorang. Tapi percayalah, bukan maksudku untuk membuka aib orang lain, semua ini aku lakukan hanya ingin mengingatkan untuk saudara- saudaraku juga teman-teman semua dengan apa yang kini dialami Ibu Warni, bisa juga disebut adalah hukuman dari Allah SWT atas kesalahan yang diperbuatnya terhadap suaminya. Dan aku juga menginginkan supaya , "Janganlah kita sebagai seorang istri ataupun seorang suami untuk durhaka kepada suami / istri kita sendiri, dan hendaklah kita harus dapat menerima dan sabar dengan apapun cobaan yang telah di berikan Allah kepada keluarga kita ". Dan kitapun harus dapat selalu hidup bersama- sama dengan suami / istri baik itu dalam keadaan suka maupun duka serta menerima apapun keadaan yang diberikan- NYA terhadap keluarga kita.
Saudaraku dan juga teman- teman semua disini aku juga akan memperlihatkan kepada teman-teman, rumah tercinta kami yang terpaksa ( hehe...yang sudah kami ikhlaskan dijual untuk tambahan pengobatan suamiku tercinta ). Dan kami sangat senang sekali, terutama anakku sewaktu melihat rumah lama kami tersebut ternyata tidak ada perubahan sedikitpun baik tanaman yang tumbuh sampai keluar pagar dan juga di halaman belakangnya, dan mungkin yang berubah karena sekarang dihalaman belakang ada kandang bebeknya dan di garasi mobil sekarang dijadikan ruang tempat penjualan obat-obat herbal.. Sayang sekali saat itu kami tidak dapat memasuki rumah tersebut karena penghuninya sedang pergi keluar kota.
semoga beliau cepat sembuh, ya bunda
BalasHapusSubhanallah sungguh ceritanya sangat penuh hikmah bunda..... saya berkaca-kaca membcanya, semoga Bunda mendapatkan kemudahan & diberikan kesabaran......amin...............:)
BalasHapussebuah cerita ya mengandung hikmah ya Bunda...wah, pastinya rumah itu penuh kenangan yaa...untung saja yang membelinya merawat dengan baik.
BalasHapussetelah menbaca hati jadi terenyuh melihat suami istri terbaring tak berdaya benar ada seorang istri tidaklah boleh durhaka kepada suami dan begitu pula sebaliknya
BalasHapusahh...*narik nafas..makasih postingannya bunda,
BalasHapussemoga tetangganya diberikan kesembuhan ya bun
BalasHapusTerharu membaca kisahnya Bun. Seharusnya sbg suami-istri bisa saling menjaga & melengkapi. Menghadapi cobaan bersama apapun itu. Tetap berada di sisi pasangan kita walaupun dia sakit sekalipun. Janji sehidup semati tak kan terhapus oleh apapun juga :)
BalasHapusdengan membaca disini setidaknya saya lebih bersyukur dengan apa yang saya sudah terima sampai sekarang.. kondisi sekarang, sekecil apapun itu.. karena ternyata banyak yang lain diluar sana kondisinya tidak lebih baik..
BalasHapusmendengar cerita bunda, hanya bisa mendoakan supaya tetangganya segera pulih, anak-anaknya tersadar untuk lebih memperhatikan kedua orangtuanya lagi.
Zita ... aku ikut prihatin dgn keadaan tetangga zita itu .... smg Allah memberikan kekuatan pada mereka dalam menjalani ujian Nya... Dan ini memberikan kita ruang utk berempati pada mereka.
BalasHapusEh ... pasti kangen berat ya lihat rumah yg lama, yg banyak banyak menyimpan kenangan manis disana.
@yatie Awang: Amin... makasih doanya ya...
BalasHapus@ Arief BS: Amin...
BalasHapus@ Lady : benar sekali..rumah dan lingkungan disana banyak pengalaman yg didapat...
@Warsito ; semoga tidak akan ada lagi keluarga yg mengalami nasib seperti ini..
@ I-one : hehehe..
@ Liddya : Amin..
@ Amy : ya begitulah manusia, tidak ada yang sempurna...
@Gaphe : Amin.makasih..
@ Hariyanti :Ya .pasti dong yan, apalagi dg ical yg sangat rindu dg kamarnya dan aku sangat rindu dg bag halamn belakang...krn disana tempat aku dan para ibu tetangga suka masak bareng2 atau nyoba2 resep makanan baru...
tidak boleh durhaka, karena pembalasan Allah akan menanti
BalasHapusstroke ini penyakit yang terkadang membuat orang jadi takut
BalasHapusnamun kalo yang sebelah kiri yang lumpuh biasanya bisa sembuh total Bunda
nenekku juga stroke, tapi sekarang sudah baikan :)
BalasHapuskisah yg bunda bagi sangat bagus. nanti kalau aku menikah nanti aku janji gak mau tinggalin ibu bapak, mau aku tengoki 1 minggu sekali dan diajakin nonton bioskop tiap minggu supaya senang2 terus kaya waktu tinggal serumah, hehehe.. amen :)
bundaaaaa, ikutan giveaway'ku dong :)
dengan cerita ini semoga kita tetap hrus bersyukur dengn segala apa yang di berikan kpada kita olehnNya,,dan ingat kita harus patuh sama Ortu bener gak Bunda hehehe
BalasHapusTerkadang orang yang sudah putus asa akan mengatakan apa saja dan tanpa dipikirkan...
BalasHapusSemoga saja temen bunda cepat diberi kesehatan kembali, saya kalau mendengar cerita2 yg seperti ini jadi inget sama ibu dan bapak.
Jadi kangen mereka...
Thanks ceritanya Bun....semoga Bu Warni dan suaminya segera sembuh ya Bun dan kita bisa jadi istri yang sholeha...
BalasHapusPengobatan pilihan untuk Stroke sekarang bisa dengan BEKAM ya Bun, apalagi untuk fase rehabilitasi seperti suami Bunda,iihhh Bunda pasti senyum-senyum ya, bukan sok ngajarin lho Bun....btw, kesabaran Bunda akan dibalas Allah :)
coba dibekam bu..... ampuh insyaAllah
BalasHapusSubhanallah....ceritanya sangat berhikmah bunda..hiks...
BalasHapusduh...semoga diberi kesembuhan...dan sabar menghadapi ujian dariNya....
BalasHapusasslamu'alaikum..
BalasHapuslam kenal .. nubitol lagi balajar blogwalking nihh
-------------------------------------------------
dapatkan discount hosting 50% di http://hika-host.com
Cupon Code = hika-50%
Kasihan si ibu semoga lekas sembuh,obat yang paling mujarab adalah diri sendiri
BalasHapussemoga mereka selalu di berikan kekuatan dan kesabaran :)
BalasHapuskasihan mbak.....
BalasHapussemoga di berikesembuhan dan kesabarn...
amiiin...
Semoga sakit yang sedang diderita dapat segera lekas mereda...
BalasHapusseneng melihat rumah yang dulu dimiliki masih tetap ada seperti sedia kala..
ini malah membuat saya merasa dekat dengan kemungkinan semacam itu, yang semoga menyadarkan saya agar terus bertobat karena takdir tak bisa diprediksi. terimakasih bunda
BalasHapussuami telah kembali ya harusnya diterima dengan tangan terbuka Bunda ya
BalasHapusBund...
BalasHapussedih sekali lihat beliau tiduran tak berdaya gitu. yang lihat aja sedih, gimana beliau sendiri yaa
pasti campur aduk rasanya, gak bisa beraktvitas seperti biasanya pasti sungguh menyiksaaa
semoga bisa sembuh yaa
meskipun sulit, tapi beberapa kasus stroke, ada yang sembuh kok
Alangkah malangnya nasib mereka, tetapi yg lebuh malang lagi ialah tetang2nya yg tidak mempunyai prikemanusiaan tak mengerti penderitaannya.
BalasHapusAllah maha tahu akan segala ummatnya.
ceritanya sungguh penuh hikmah. saya terharu dan mendadak jadi kangen suami! semoga kita tetap menghargai suami saat senang maupun susah ya? salam kenal!
BalasHapus@Popi : salam kenal kembali mbak...makasih sdh berkunjung...Emg suaminya kemana mbak ??
BalasHapus